top of page

Memaafkan Ibu Mertua

Dulu saya pernah sakit hati sama mertua karena saya dianggap seperti pembantu. Ketika saya berkunjung ke rumah mertua, saya seakan-akan seperti pembantu karena semua pekerjaan di rumahnya saya yang mengerjakan.


Sakit hati saya pada ibu mertua saya diawali beberapa hari setelah menikah dengan anaknya ia meminta baju dan emas yang dihadiakannya kepada saya di saat menikah untuk dikembalikan padannya. Saya sangat kecewa ketika saya harus mengembalikan baju dan emas tersebut karena saya tidak mungkin untuk menolak. Saya merasa itu sudah menjadi hak saya dan kenapa diambil lagi. Saya merasa kalau ibu mertua saya piih kasi terhadap menantunya karena menantunya yang lain idak diperlakukan seperti itu. Saya merasa tidak diperlakukan dengan adil. Dan parahnya lagi suami saya tidak membela saya, dan ia lebih membela ibunya ketimbang saya yang benar-benar sakit hati. Kemudian suami saya membawa baju dan emas itu ke rumah mertua. Padahal saya sudah sangat senang sekali mendapatkan emas. Saya merasa ditipu. Dan saya seperti tidak ada harga diri ketika itu. Dia tidak pernah minta maaf. Hubungan saya dengan mertua akhirnya menjadi tidak baik. Kalau saya ke rumahnya ada unsur paksaan karena sebenarnya saya malas ke rumahnya.


Suatu Ketika ibu mertua saya sakit keras dan masuk rumah sakit, saya datang menjenguk dan menjaga. Selama di rumah sakit saya mengingat semua kesalahannya yang membuat hati saya terluka. Dalam keadaan lemah, ada rasa iba dan cinta mengalir dalam jiwa saya terhadapa beliau, dan kemudian saya katakan dalam diri saya kalau saya memaafkan beliau. Kemudian saya berdoa kepada Allah agar ia diberikan kesembuhan.


Sebenaarnya saya heran pada diri sendiri kenapa saya dapat memaafkan ibu mertua saya. Saya teringat bahwa sebelumnya saya mulai rajin mempelajari kitab suci, dan saat membaca kitab suci itu yang berisi Firman Allah mengajarkan saya memaafkan ibu mertua yang sudah membuat saya sakit hati,


"Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain,dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain,sama seperti Allah telah mengampuni kamu perbuat jugalah demikian. Dan diatas semuanya itu kenakanlah kasih sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Hendaklah damai sejahtera memerintah dalam hatimu,karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh dan

bersyukurlah."

(Kitab Suci Injil Surah Kolose 3:13-14)


Dari Firman Allah ini, saya paham bahwa Allah melarang saya menyimpan dendam. Saya merasa semua itu akan menghalangi langkah saya untuk mendapatkan kebahagian. Kitab Suci menuntun saya untuk terus berubah menuju jalan kebaikan,merubah pola fikir saya, merubah cara pandang saya, merubah jalan hidup yang tadinya pendendam menjadi bijaksana & pemaaf.


Jika Anda ingin belajar menjadi wanita lebih tegar, silahkan klik link ini! :


Comments


bottom of page